PENGERTIAN
AL-QUR’AN :
Al-Qur’an adalah kitab suci
agama Islam.
Umat Islam
percaya bahwa Al-Qur'an merupakan puncak dan penutup wahyu Allah
yang diperuntukkan bagi manusia, dan bagian dari rukun iman,
yang disampaikan kepada Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
melalui perantaraan Malaikat Jibril,
dan sebagai wahyu pertama yang diterima oleh Nabi
Muhammad
adalah sebagaimana yang terdapat dalam surat Al-'Alaq ayat 1-5.
Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yang
berarti "bacaan" atau "sesuatu yang dibaca berulang-ulang".
Kata Al-Qur’an adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata kerja qara'a yang artinya membaca. Konsep
pemakaian kata ini dapat juga dijumpai pada salah satu surat Al-Qur'an sendiri
yakni pada ayat 17 dan 18 Surah Al-Qiyamah
yang artinya:
“Sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur’an (di dalam
dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan Kami.
(Karena itu,) jika Kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikuti (amalkan)
bacaannya”.
PENGERTIAN
ILMU PENGETAHUAN :
Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha
sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari
berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini di batasi agar
menghasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan
membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu di peroleh dari
keterbatasannya.
Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum
sekumpulan pengetahuan berdasarkan teoti-teori yang di sepakati dan dapat
secara sistematik di uji dengan seperangkat metode yang di akui dalam bidang
ilmu tertentu. Di pandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia
berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.
ASPEK
ILMU PENGETAHUAN DALAM AL-QUR’AN :
Hakikat Ilmu Dalam Islam :
Ilmu dalam Islam
mempunyai dua jenis:
1. Ilmu
yang diberikan oleh Allah SWT yaitu al-Qur’an.
Al-Qur’an
merupakan pembimbing dan penyelamat manusia. Tidak ada ilmu selainnya kecuali
bersumber darinya dan merujuk kepadanya. Jenis ilmu pada bagian ini bersifat
kebenaran mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.
2. Ilmu-ilmu
sains
Ilmu-ilmu
sains ini dapat dicapai melalui pengalaman, pengamatan dan penelitian. Jenis
ilmu yang kedua ini adalah merujuk kepada ilmu yang berkaitan dengan data, yang
dapat ditangkap oleh panca indera dan difahami oleh akal sehingga ia dapat
dipelajari untuk digunakan dan difahami oleh manusia. Di samping itu juga,
jenis ilmu ini bersifat diskursif, deduktif dan berkaitan dengan perkara yang
bersifat pragmatis .
Jadi
ilmu yang pertama ini adalah pembimbing bagi ilmu yang kedua. Jika tidak, ilmu
yang kedua ini akan membingungkan dan mengaburkan manusia baik dari aspek
pencarian mereka terhadap tujuan maupun makna kehidupan.
Perbincangan
mengenai ilmu tentunya tidak dapat dipisahkan dari pendidikan. Sebab,
pendidikan merupakan sarana untuk mencapai ilmu itu sendiri. Proses pendidikan
ini berlaku pada manusia biasa. Kecuali para utusan-utasan Allah SWT (Nabi)
maupun ilmu-ilmu yang Allah berikan kepada orang-orang tertentu yang Dia
kehendaki yang tidak ditempuh melalui jalur pendidikan atau disebut dengan ilmu laduni.
Konsep Pendidikan dalam Al-Qur’an dan Pengembangannya
Al-Qur’an merupakan firman Allah yang selanjutnya
dijadikan pedoman hidup (way of life) kaum muslim yang tidak ada lagi keraguan
di dalamnya. Di dalamnya terkandung ajaran-ajaran pokok (prinsip dasar)
menyangkut segala aspek kehidupan manusia yang selanjutnya dapat dikembangkan
sesuai dengan nalar masing-masing bangsa dan kapanpun masanya dan hadir secara
fungsional memecahkan problem kemanusiaan. Salah satu permasalah yang tidak
sepi dari perbincangan umat adalah masalah pendidikan.
Dalam al-Qur’an sendiri telah memberi isyarat bahwa
permasalahan pendidikan sangat penting, jika al-Qur’an dikaji lebih mendalam
maka kita akan menemukan beberapa prinsip dasar pendidikan, yang selanjutnya
bisa kita jadikan inspirasi untuk dikembangkan dalam rangka membangun
pendidikan yang bermutu. Ada beberapa indikasi yang terdapat dalam al-Qur’an
yang berkaitan dengan pendidikan antara lain; Menghormati akal manusia,
bimbingan ilmiah, fitrah manusia, penggunaan cerita (kisah) untuk tujuan
pendidikan dan memelihara keperluan sosial masyarakat .
Tujuan
pendidikan Islam adalah membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohani serta
moral yang tinggi, untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akherat, baik sebagai
makhluk individu maupun sebagai anggota masyarakat.
BEBERAPA ILMU PENGETAHUAN YANG JUGA DIJELASKAN DALAM AL-QUR’AN
Asal
mula alam semesta digambarkan dalam Al Qur'an pada ayat berikut: "Dialah
pencipta langit dan bumi." (Al Qur'an, 6:101)
Keterangan
yang diberikan Al Qur'an ini bersesuaian penuh dengan penemuan ilmu pengetahuan
masa kini. Kesimpulan yang didapat astrofisika saat ini adalah bahwa
keseluruhan alam semesta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul menjadi ada
sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa yang tejadi dalam sekejap. Peristiwa
ini, yang dikenal dengan "Big Bang", membentuk keseluruhan alam
semesta sekitar 15 milyar tahun lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan
sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal. Kalangan ilmuwan modern
menyetujui bahwa Big Bang merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang
dapat dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta
muncul menjadi ada.
Sebelum
Big Bang, tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan, di mana
materi, energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang hanya mampu diartikan
secara metafisik, terciptalah materi, energi, dan waktu. Fakta ini, yang baru
saja ditemukan ahli fisika modern, diberitakan kepada kita dalam Al Qur'an
1.400 tahun lalu.
Sensor
sangat peka pada satelit ruang angkasa COBE yang diluncurkan NASA pada tahun
1992 berhasil menangkap sisa-sisa radiasi ledakan Big Bang. Penemuan ini
merupakan bukti terjadinya peristiwa Big Bang, yang merupakan penjelasan ilmiah
bagi fakta bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan.
Mengembangnya Alam Semesta
Dalam
Al Qur'an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih
terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:
"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami
benar-benar meluaskannya." (Al Qur'an, 51:47)
Kata "langit", sebagaimana
dinyatakan dalam ayat ini, digunakan di banyak tempat dalam Al Qur'an dengan
makna luar angkasa dan alam semesta. Di sini sekali lagi, kata tersebut
digunakan dengan arti ini. Dengan kata lain, dalam Al Qur'an dikatakan bahwa
alam semesta "mengalami perluasan atau mengembang". Dan inilah yang
kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini.
Hingga awal abad ke-20, satu-satunya
pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam
semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun,
penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern,
mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia
terus-menerus "mengembang".
Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia,
Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara
teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan
mengembang.
Fakta ini dibuktikan juga dengan
menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan
teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa
bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi. Sebuah alam
semesta, di mana segala sesuatunya terus bergerak menjauhi satu sama lain,
berarti bahwa alam semesta tersebut terus-menerus "mengembang".
Pengamatan yang dilakukan di tahun-tahun berikutnya memperkokoh fakta bahwa
alam semesta terus mengembang. Kenyataan ini diterangkan dalam Al Qur'an pada
saat tak seorang pun mengetahuinya. Ini dikarenakan Al Qur'an adalah firman
Allah, Sang Pencipta, dan Pengatur keseluruhan alam semesta.
Informasi Mengenai Peristiwa Masa Depan
dalam Al Qur'an
Sisi keajaiban lain dari Al Qur'an
adalah ia memberitakan terlebih dahulu sejumlah peristiwa yang akan terjadi di
masa mendatang. Ayat ke-27 dari surat Al Fath, misalnya, memberi kabar gembira
kepada orang-orang yang beriman bahwa mereka akan menaklukkan Mekah, yang saat
itu dikuasai kaum penyembah berhala :
"Sesungguhnya Allah akan
membuktikan kepada Rosul-Nya tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya
(yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah
dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang
kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui, dan
Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat." (Al Qur'an, 48:27)
Ketika kita lihat lebih dekat lagi,
ayat tersebut terlihat mengumumkan adanya kemenangan lain yang akan terjadi
sebelum kemenangan Mekah. Sesungguhnya, sebagaimana dikemukakan dalam ayat
tersebut, kaum mukmin terlebih dahulu menaklukkan Benteng Khaibar, yang berada
di bawah kendali Yahudi, dan kemudian memasuki Mekah.
Pemberitaan
tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa depan hanyalah salah satu
di antara sekian hikmah yang terkandung dalam Al Qur'an. Ini juga merupakan
bukti akan kenyataan bahwa Al Qur'an adalah kalam Allah, Yang pengetahuan-Nya
tak terbatas. Kekalahan Bizantium merupakan salah satu berita tentang peristiwa
masa depan, yang juga disertai informasi lain yang tak mungkin dapat diketahui
oleh masyarakat di zaman itu. Yang paling menarik tentang peristiwa bersejarah
ini, yang akan diulas lebih dalam dalam halaman-halaman berikutnya, adalah
bahwa pasukan Romawi dikalahkan di wilayah terendah di muka bumi. Ini menarik
sebab "titik terendah" disebut secara khusus dalam ayat yang memuat
kisah ini. Dengan teknologi yang ada pada masa itu, sungguh mustahil untuk
dapat melakukan pengukuran serta penentuan titik terendah pada permukaan bumi.
Ini adalah berita dari Allah yang diturunkan untuk umat manusia, Dialah Yang
Maha Mengetahui.
PENGETAHUAN AL QUR'AN
Semua yang telah kita pelajari sejauh
ini memperlihatkan kita akan satu kenyataan pasti: Al Qur'an adalah kitab yang
di dalamnya berisi berita yang kesemuanya terbukti benar. Fakta-fakta ilmiah
serta berita mengenai peristiwa masa depan, yang tak mungkin dapat diketahui di
masa itu, dinyatakan dalam ayat-ayatnya. Mustahil informasi ini dapat diketahui
dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi masa itu. Ini merupakan bukti
nyata bahwa Al Qur'an bukanlah perkataan manusia.
Al Qur'an adalah kalam Allah Yang Maha
Kuasa, Pencipta segala sesuatu dari ketiadaan. Dialah Tuhan yang ilmu-Nya
meliputi segala sesuatu. Dalam sebuah ayat, Allah menyatakan dalam Al Qur'an
"Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an ? Kalau kiranya Al
Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang
banyak di dalamnya." (Al Qur'an, 4:82) Tidak hanya kitab ini bebas dari
segala pertentangan, akan tetapi setiap penggal informasi yang dikandung Al
Qur'an semakin mengungkapkan keajaiban kitab suci ini hari demi hari.
Apa yang menjadi kewajiban manusia
adalah untuk berpegang teguh pada kitab suci yang Allah turunkan ini, dan
menerimanya sebagai satu-satunya petunjuk hidup. Dalam salah satu ayat, Allah
menyeru kita: "Dan Al Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang
diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat." (Al
Qur'an, 6:155)
Dalam beberapa ayat-Nya yang lain,
Allah menegaskan: "Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari
Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan
barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir." (Al Qur'an, 18:29)
"Sekali-kali
jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu
peringatan, maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia
memperhatikannya." (Al Qur'an, 80:11-12)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar