Minggu, 30 Maret 2014

KELOMPOK – KELOMPOK SOSIAL



KELOMPOK – KELOMPOK SOSIAL.

Para ahli memberikan pengertian kelompok sosial sebagai berikut :

1.     Soerjono Soekanto
Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan – kesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya hubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi.
2.     Paul B. Horton dan Chester L. Hunt
Kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.
3.     Merton
Kelompok sosial adalah sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola – pola yang telah mapan
4.     Johnson
Kelompok adalah dua atau lebih orang yang saling berinteraksi dengan cara – cara yang terpola, dan dikenali sebagai sebuah kelompok oleh mereka sendiri dan oleh orang lain.
5.     Stark
Kelompok sosial adalah sebuah kelompok yang mencakup dua atau lebih orang yang memelihara pola – pola hubungan yang stabil/tetap selama rentang waktu tertentu.
6.     Muzafer Sherif
Kelompok sosial adalah suatu kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur dan norma – norma tertentu.

Dari definsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kelompok sosial adalah sekumpulan manusia  yang memiliki kesamaan ciri  dan memiliki pola interaksi  yang terorganisir secara berulang – ulang, serta memiliki kesadaran bersama akan keanggotaannya.
Namun demikian tidak semua himpunan manusia dapat disebut sebagai kelompok sosial. Soerjono Soekanto memberi batasan bahwa untuk disebut sebagai kelompok sosial himpunan manusia itu tersebut harus memiliki syarat sebagai berikut :
1. Setiap anggota kelompok harus sadar  bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan.
2.     Ada hubungan timbal balik  antara anggota yang satu dengan anggota lainnya.
3. Ada suatu faktor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat.  Faktor yang dimiliki bersama tersebut misalnya nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama dan lain – lain.
4.     Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.
5.     Bersistem dan berproses.

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK YANG HIDUP BERKELOMPOK.
Manusia adalah mahluk sosial. Sosialitas manusia, secara asasi merupakan sesuatu yang tidak dapat ditolak. Manusia hanya dapat berkembangan sebagai manusia seutuhnya hanya bila ia berada dalam kelompok.
Karl Marx (Perdue, 1986:312) menyatakan bahwa sociability manusia lebih dari sekedar pengertian bahwa manusia membutuhkan yang lainnya untuk memenuhi kebutuhannya. Marx melihat manusia sebagai human social animal yang dapat berkembang sebagai peribadi dalam kelompok masyarakat.
Dan bahkan kita dapat menggarisbawahi kenyataan ini, bahwa tidak seorangpun manusia berada diluar kelompok sosial.
Seorang individu akan lahir dalam keluarga. Keluarga dalam hal ini merupakan salah satu bentuk dari kelompok sosial. Mungkin saja ada kenyataan bahwa ada individu yang lahir, namun dibuang oleh ibunya yang melahirkan.
Peristiwa seperti ini tidak membuktikan bahwa manusia tidak selalu lahir dalam konteks sosial, tetapi mengafirmasi kenyataan bahwa individu yang akan berkembang di luar konteks keluarga tidak akan pernah berkembang sebagaimana mestinya manusia. Bahkan dalam kenyataan bayi atau individu yang dibuang itu pasti akan menemukan kelurganya yang baru yang bersedia memeliharanya.
Kenyataan bahwa setiap perisitiwa pembuangan seorang individu akan selalu mendapat reaksi negatif dari masyarakat luas, membuktikan sosialitas manusia itu sendiri.
Kelompok sosial (Macionis, 1989:174) pada umumnya didefenisikan sebagai dua atau lebih orang yang memiliki suatu identitas bersama dan yang berinteraksi secara regular. Apapun bentuknya, kelompok Sosial terdiri dari orang-orang yang memiliki kesadaran keanggotaan yang sama yang didasarkan pada pengalaman, loyalitas, dan kepentingan yang sama.
Singkatnya mereka sadar tentang individualitas mereka, sebagai anggota dari Kelompok Sosial yang secara spesifik disadari sebagai “kita”.

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU.
Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan.
Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya.
Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individi ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu sejak lahir.
Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana eorang individu melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial yang lebih besar.
Karakteristik yang khas dari seeorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan genotip)dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.
Menurut Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fiskal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Dia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seeorang.
Manusia sebagai individu, keluarga dan masyarakat manusia sebagai makhluk individu, keluarga, dan masyarakat oleh karenanya manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok atau berorganisasi dan membutuhkan orang lain.
Masyarakat merupakan wadah berkumpulnya individu-individu yang hidup secara sosial, masyarakat terdiri dari ‘Saya’, ‘Anda’ dan ‘Mereka’ yang memiliki kehendak dan keinginan Kita tahu dan menyadari bahwa manusia sebagai individu dan makhluk sosial serta memahami tugas dan kewajibannya dalam stiap tatanan kehidupan berkelompok dan dalam struktur dan sistem sosial yang ada.
Para sosiolog mengartikan masyarakat sebagai sebagai kelompok di dalamnya terdapat orang-orang yang menjalankan kehidupan bersama sebagai satu kesatuan yang diikat melalui kerjasama dan nilai-nilai tertentu yang permanent.

MACAM – MACAM KELOMPOK SOSIAL
Ciri-Ciri Kelompok Sosial (Soekanto, 2006:101)
·        Adanya kesadaran pada tiap anggota kelompok bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan.
·        Adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lain.
·        Adanya suatu faktor yang dimiliki bersama sehingga hubungan antara mereka bertambah erat, yang dapat merupakan nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama dan lain-lain. Memiliki musuh bersama dapat juga menjadi faktor pemersatu kelompok.
·        Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.
·        Bersistem dan berproses.
Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis.
·        Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya.
Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.
·        Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompk yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya.
·        Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terukat dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat.
·        Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi formal.
Contoh: negara, sekolah.

TIPE – TIPE KELOMPOK SOSIAL.
Charles Horton Cooley menggambarkan distingsi antara dua jenis kelompok sosial yakni kelompok sosial primer dan sekunder.
1.     Kelompok Sosial Primer
Ø Kelompok Sosial primer memiliki hubungan yang bersifat personal dan akrab antara anggotanya.
Ø Dalam kelompok ini orang melakukan aktivitas dan memiliki waktu secara bersama, sehingga mereka dapat saling mengenal antara satu sama lain secara personal dan akrab.
Ø Mereka saling memperhatikan kesejahteraan satu sama lainnya.
Ø Selain karena relasi yang akrab antara anggota, kelompok sosial primer merupakan tempat dimana seorang individu berjumpa dengan pengalaman-pengalaman sosial yang pertama.
Ø Dalam kelompok sosial primer ini seorang individu mengalami hidup untuk pertama kalinya. Kekuatan dan hubungan utama ini memberikan individu-individu rasa aman dan damai.
Ø Anggota-anggota dalam kelompok utama ini menyediakan pendapatan pribadi bagi yang lainnya, termasuk keuangan dan dukungan emosional

2.     Kelompok Sosial Sekunder
Ø Kelompok Sosial Sekunder didefenisikan sebagai Kelompok Sosial yang bersifat impersonal dan besar.
Ø Kelompok Sosial Sekunder didasarkan atas minat, kepentingan atau aktivitas-aktivitas khsusus
Ø Organisasi-organisasi politik biasanya disebut Kelompok Sosial Sekunder.
Ø Dalam Kelompok Sosial Sekunder ini setiap anggota tidak saling mengenal secara lebih baik dan hubungan diantara mereka sangat longgar.
Ø Kelompok Sosial Sekunder sering dipakai sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan khusus.
Ø Kelompok Sosial Sekunder biasanya selalu bersifat formal dan tidak emosional dan memiliki orientasi cita-cita (goal oreintation) bukan personal.

3.     In-Group dan Out-Group
Ø Kelompok sosial merupakan tempat di mana individu mengidentifikasikan dirinya sebagai kami atau kamu, kita atau mereka. “In-Group adalah kelompok sosial dimana seorang individu mengidentifikasikan dirinya sebagai “kita” atau “kami”. Sedangkan Out-Group adalah kelompok sosial di luar in group, atau di luar kita, di luar kami. Kelompok di luar itu adalah mereka. Misalnya kami adalah mahasiswa Marketing Komunikasi, sedangkan mereka adalah mahasiswa teknik komputer, kami adalah mahasiswa Bina Nusantara, mereka adalah mahasiswa Atma Jaya.
Ø Anggota-Anggota suatu kelompok sosial tertentu sedikit banyak akan mempunyai kecenderungan untuk menganggap bahwa segala sesuatu yang termasuk dalam kebiasaan-kebiasaan dengan kelompoknya sendiri sebagai sesuatu yang terbaik apabila dibandingkan dengan kebiasaan-kebiasaan kelompok-kelompok lainnya. Kecenderungan ini biasa disebut dengan etnosentrisme.
Ø Etnosentrisme adalah suatu sikap untuk menilai unsur-unsur kebudayaan lain dengan mempergunakan ukuran-ukuran kebudayaan sendiri. Etnosentrisme disosialisasikan atau diajarkan kepada setiap anggota kelompok sosial, sadar maupun tidak sadar, serentak dengan nilai-nilai kebudayaan lain.

4.     Kelompok Formal dan Kelompok Informal.
Kelompok formal adalah kelompok-kelompok yang mempunyai peraturan yang tegas dan dengan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antara anggota-anggotanya. Contoh dari organisasi formal adalah organisasi. Menurut Max Weber salah satu bentuk dari organisasi formal itu adalah birokrasi.
Ciri-ciri dari birokrasi adalah :
Ø Tugas-tugas organisasi didistribusikan dalam beberapa tugas jabatan. Atau dapat dikatakan adanya pembagian kerja berdasarkan spesialisasi.
Ø Posisi-posisi dalam organisasi terdiri hierarki struktur wewenang. Hierarki berwujud sebagai piramida di mana setiap jabatan bertanggung jawab terhadap bawahan mengenai keputusan dan pelaksanaan.
Ø Suatu sistem peraturan menguasai keputusan-keputusan dan pelaksanan.
Ø Unsur staf yang merupakan pejabat bertugas memelihara organisasi dan khususnya keteraturan komunikasi.
Ø Para pejabat berharap bahwa hubungan dengan bawahan dan pihak lain bersifat orientasi impersonal.
Ø Penyelenggaraan kepegawaian didasarkan pada karier.
Kelompok formal melalui lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah dan militer yang bersifat formal, mengharapkan peranan yang lebih teratur dan bertanggung jawab terhadap penyampaian cara-cara bertindak dan berpikiran yang diterima oleh masyarakat.
Kelompok informal tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu dan pasti. Kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang berulang kali dan itu menjadi dasar bagi bertemunya kepentingan-kepentingan dan pengalaman yang sama.
Dalam kelompok informal, sosialisasi melalui interaksi dalam pergaulan informal seperti teman, sahabat, anggota klub, dan kelompok sosial yang ada dimasyarakat.

KELOMPOK – KELOMPOK SOSIAL YANG TIDAK TERATUR.
Kelompok-kelompok yang tidak teratur nampak dalam kerumunan masa. Kerumunan merupakan suatu kelompok sosial yang bersifat sementara, kerumunan tidak terorganisasi. Kerumunan dapat saja memiliki pemimpin, namun tidak mempunyai sistem pembagian kerja mapun sistem pelapisan sosial.
Interaksinya bersifat spontan dan tidak terduga. Individu-individu yang merupakan kerumunan, berkumpul secara kebetulan di suatu tempat, dan juga pada waktu yang bersamaan.
  
MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN.
1.     Masyarakat Pedesaan.
·        Warga pedesaan mempunyai hubungan erat dan mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga pedesaan lainnya.
·        Sistem kehidupan biasanya berkelompok berdasar kekeluargaan.
·        Warga pedesaan umumnya mengandalkan hidupnya dari pertanian.
·        Sistem gotong royong, pembagian kerja tidak berdasarkan keahlian.
·        Cara bertani sangat tradisional dan tidak efisien karena belum mengenal mekanisasi dalam pertanian. Mereka bertani semata-mata untuk memenuhi kebutuhan hidup, bukan untuk bisnis.
·        Golongan orang tua dalam masyarakat pedesaan memegang peranan penting

2.     Masyarakat Perkotaan.
·        Kehidupan keagamaan berkurang dibanding kehidupan agama di desa.
·        Orang kota lebih individual, dan kurang bergantung pada orang lain.
·        Pembagian kerja lebih tegas dan ada batas-batasnya.
·        Kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan lebih banyak.
·        Interaksi-interaksi berjalan berdasarkan kepentingan dan lebih rasional.
·        Jalan kehidupan yang cepat di kota mengakibatkan pentingnya faktor waktu.
·        Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota karena kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.


SUMBER :

Kamis, 27 Maret 2014

ANALISIS SWOT DALAM USAHA BUSANA MUSLIM



Pada kesempatan kali ini, saya ingin menjelaskan hasil analisis SWOT di dalam bidang produk busana muslim .
Busana Muslim adalah busana atau pakaian sebagai ciri khas bahwa si pemakai adalah beragama Islam dan seorang Muslim atau Muslimah, ciri yang
melekat lainnya dari busana Muslim ialah pakaian yang menutupi seluruh organ-
organ tubuh pemakai yang seharusnya tidak (haram) di perlihatkan kepada publik
atau yang bukan suami dan istrinya.
Oleh karena itu, busana Muslim menjadi pilihan umat Islam yang ingin menjaga dirinya dan tubuhnya dari pandangan nafsu lawan jenis yang tentu saja bukan suami atau istrinya, karena dalam Islam sudah di atur. Sebenarnya busana Muslim sangatlah indah, jika seorang wanita mengenakannya maka akan menambah keanggunan. Secara kasat mata, si wanita tersebut seolah-olah mengumumkan bahwa “saya seorang Muslimah, saya tidak mengumbar aurat sembarangan kepada dunia, kecuali kepada suami sendiri”.
sejauh ini minat kaum Muslim terhadap busananya masih terbilang tinggi .Terlebih lagi perkembangan busana muslim sekarang sangatlah pesat dan
terbilang sangat ramai, yang terjadi pada wanita-wanita muslim yang kini dengan bangganya mereka menggunakan hijab dan busana yang terlihat modern tidak lagi terlihat kuno. Seperti halnya Butik “OMG” yang memasarkan busana muslim.
Berikut ini adalah kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari Butik “OMG”

1.    Kekuatan
  • memiliki konveksi sendiri sehingga dapat menekan biaya produksi dan mempermudah mengontrol kualitas produk. 
  • Brand fashion muslim modern yang menjual secara grosir dan retail dengan harga dan kualitas yang baik.
  •  Sebagai Produsen sekaligus distributor Butik “OMG” dapat menekan harga produksi mereka sehingga produk yangmereka pasarkan harganya sangat bersaing.
  •  Dengan harga yang terbilang terjangkau tetapi secara kualitas dapat menyaingi brands ternama.
  •  Selain mempunyai tempat produksi, Butik “OMG” menjalankan bisnis online.

2.    Kelemahan
  • Butik “OMG” dikenal sebagai Toko yang menjual produknya secara grosir sehingga sulit untuk menaikan harga.
  •  Konveksinya masih menggunakan peralatan atau mesin semi tradisional.
  •  Iklan dan promosi tidak rutin.
  •  Keterampilan SDM tenaga kerja masih rendah.
  •  SDM pengusaha umumnya kurang profesional dalam manajemen (manajemen produksi, pengelolaan usaha, administrasi dan keuangan).
  •  Pembelian produk hanya dapat dilakukan dengan cara pelanggan datang langsung ketempat penjualan busana muslim sehingga memakan waktu dan biaya pelanggan.

3.    Peluang
  •  Indonesia merupakan Negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.
  •  Makin bertambahnya wanita muslimah yang menggunakan Hijab berdampak pada meluasnya target pasar dari Butik “OMG”.
  •  Lokasi yang strategis.
  •  Tersedianya tenaga terampil yang belum dimanfaatkan secara optimal.
  •  Trend menggunakan busana muslim (peluang meningkatkan produktivitas dan diversifikasi produk).

4.    Ancaman
  • Harga bahan-bahan yang tiba-tiba naik sehingga berpengaruh pula pada biaya produsi dan harga jual tentunya.
  • Persaingan harga
  • perekonomian tidak stabil.
  • Munculnya usaha – usaha yang sama. 
  • Pesaing dapat bekerja sama dengan artis untuk mempromosikan produknya ke masyarakat luas.
Dan inilah beberapa foto busana muslim Butik "OMG"